Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Barongan Sakral Kakekku

Barongan

Teror Penunggu Barongan Kakekku

Barongan- Kakekku sudah meninggal sekitar sebulan yang lalu, aku dan keluargaku akhirnya menempati rumah kakek dikarenakan saudara yang lainnya tidak ada yang mau menempati rumah tersebut. Maklum saudara dari ayahku bekerja diluar kota semua sehingga tidak memungkinkan untuk menempati rumah warisan dari kakek. 

Karena ayahku yang masih tinggal di kota yang sama dengan kakek jadilah ayah yang menempati rumah ini. Sekarang umurku sekitar 15 tahun. Karena pandemi aku jadi sering ada di rumah. Sedangkan ayah dan ibuku masih pergi bekerja, karena mereka bekerja di instansi yang mengharuskan mereka bekerja meskipun pulangnya tidak terlalu larut.

Namun kesepian masih saja aku rasakan karena dari pagi sampai jam 3 an aku haruslah dirumah sendirian.

Rumah kakekku ini masih terbilang bangunan lama, yang mana masih banyak furnitur-furnitur antiknya. Maklum kakekku pecinta barang-barang antik. 

Banyak barang-barang antik yang disimpan dan juga ditata rapi oleh kakekku.

Hari pertama aku tinggal dirumah ini, malam itu aku bermimpi aneh, dimana ada sesosok bayangan besar berbulu yang wujudnya tak begitu jelas saat itu. Mahkluk itu mengeram sampai-sampai eramanya itu membuatku takut dan merinding. 

Tiba-tiba mahkluk itu mulai mendekatiku dan mencekikku, saking takutnya aku pun terbangun dari mimpiku. Saat itu aku hanya mengangabnya sebagai bunga tidur karena mungkin aku kecapean.

Ternyata aku salah, hal itu justru menjadi awal dari serentetan kejadian-kejadian yang tak masuk akal yang aku alami.

Setelah mimpi itu, entah kenapa aku jadi sering melihat barang koleksi kakekku, terutama koleksi barongan kakek. 

Barongan tersebut lebih mirip seperti topeng barongan pada umumnya. Entah kenapa kakekku mengkoleksi barang itu. 

Namun jika dilihat-lihat barongan ini terlihat klasik, antik namun memiliki hawa yang aneh menurutku. 

Karena aku tak terlalu percaya hal mistis jadi aku juga cuek aja tak ingin memgambil pusing. 

Sampai dibeberapa hari setelah pindah dan juga kejadian mimpi itu, aku mengalami kejadian aneh lagi. 

Dimana waktu itu siang hari, aku tengah sendirian dirumah, kemudian aku mendengar eraman yang sangat keras dari arah ruangan koleksi barang antik kakekku. 

Aku mendengarnya sangat jelas sekali, karena kaget akupun reflek lari keluar kamar, dan mencoba mencari tau siapa yang mengeram itu.

Namun, aku tidak menemukan siapa-siapa, setelah itu aku memutuskan untuk pergi kerumah temanku saja karena takut di rumah sendirian. 

Dihari berikutnya terjadi lagi, aku tengah menonton tv, kemudian terdengar bunyi eraman lagi,  aku langsung menuju ke ruang koleksi kakekku untuk mengecek kembali. Saat aku cek sekeliling tidak ada yang aneh, namun tiba-tiba... 

Mulut barongan kakekku itu tiba-tiba bergerak-gerak sendiri. Sekitar 3 kali mulut itu buka tutup sampai menimbulkan bunyi. Prakk... prakk.... prakkk

Karena kaget dan juga ketakutan, kakiku sampai terasa lemas saat itu. 

Hal ini terbilang aneh, karena saat itu barang yang lainnya tidak ada yang bergerak sama sekali jadi tidak mungkin karena tertiup angin. 

Dan juga untuk membuka mulut barongan tersebut, harus menggunakan dua tangan yang memegang kayu pegangan pembuka mulut barongan itu. Hal itu diperlukan guna barongan itu bisa tebuka dan tertutup.

Karena masih takut aku memutuskan keluar rumah, dan bermain ke rumah teman lagi..

Sampai pada suatu saat aku melihat ada seseorang yang berjalan masuk kearah ruangan dimana kakekku menyimpan barongan tersebut. 

Karena kupikir itu adalah ayahku jadi aku memanggilnya  yah..., tapi gak ada jawaban. 

Waktu itu aku belum sadar bahwa aku dirumah sendiri dan tidak mungkin itu ayahku karena beliau pergi kerja.

Namun karena masih penasaran aku mengikutinya. Dan benar saja, tidak ada siapa-siapa diruangan itu. Kemudian aku memutuskan untuk kembali ke ruang tengah. 

Namun saat aku akan berbalik badan... tiba-tiba didepanku berdiri sesosok mahkluk tinggi besar yang sekilas sosoknya itu seperti jenglot dalam ukuran yang manusia bukan boneka kecil gitu. 

Bisa di bayangkan lah sosoknya yang memiliki rambut panjang ada taringnya dan juga matanya melotot sangat mengerikan. 

Karena kaget akupun kemudian jatuh pingsan diruangan itu.

Ibuku sepulang bekerja kemudian menemukanku tentu saja beliau kaget dengan kondisiku yang pingsan.

Saat aku tersadar ibuku terlihat cemas dan ketakutan, kemudian memintaku untuk menceritakan apa yang sudah terjadi. 

Kemudian aku menceritakan semua yang sudah aku alami dirumah tersebut. Setelah selesai bercerita, ibuku kemudian menghela nafas panjang. 

Ibuku bercerita, bahwa beliau juga sebenarnya mengalami hal yang hampir sama, dari awal pertama kali menempati rumah ini. Namun ibuku hanya bercerita pada ayahku. 

Saat ayahku pulang kerja, ibuku menceritakan semua yang sudah aku ceritakan pada beliau. Sampai akhirnya ayahku memutuskan untuk melakukan slametan dan juga yasinan di rumah itu.

Beliau juga meminta seorang ustad untuk mendo'akan barang-barang antik milik kakekku yang kemudian dirapikan dan sumbangkan oleh ayahku ke temannya yang memang suka mengkoleksi barang antik.

Menurut ayahku, memang dulu barongan tersebut sering dipakai oleh orang jaman dahulu untuk  acara- acara adat yang bertujuan sebagai "tolak bala" atau sebuah acara adat yang dilakukan agar terhindar dari musibah. 

Zaman dulu orang-orang didaerah kakek memang masih suka menjalan tradisi acara adat. Namun sekarang sudah tidak pernah dilakukan lagi, sehingga barongan itu disimpan oleh kakek sebagai koleksi. 

Namun, ternyata barongan tersebut, kata pak ustad yang membacakan do'a untuk membersihkan barang-barang antik itu, menjelaskan bahwa barongan tersebut memanglah memiliki jin penunggu. 

Jin itu sudah ada dibarongan tersebut bahkan sebelum kakekku menyimpannya.

Makanya dari awal kami menempati rumah ini, jin itu mengganggu kami yang menurutnya adalah orang asing yang tiba-tiba ada dirumah ini. 

Setelah barongan itu diberikan ke teman ayahku rumah menjadi aman, hawanya pun sudah tidak menyeramkan lagi dan tidak ada gangguan apapun lagi. 


Post a Comment for "Barongan Sakral Kakekku"