Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Gangguan Santet Dari Tetanggaku

Santet tetangga

SANTET TETANGGA

Santet - Semua berawal ketika orang tuaku memulai bisnisnya, yang mana didaerah tersebut memang banyak pedagang. Tentunya ada persaingan yang ketat antara pengusaha yang satu dengan yang lain.

Waktu itu aku masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Dan usaha orang tuaku lumayan maju kala itu. Ternyata, dengan kemajuan usaha orang tuaku membuat beberapa tetanggaku iri dengan pencapaian itu. 

Kejadian itu bermula saat rumahku habis dibangun, dan tiba-tiba ada tetanggaku yang biasa di kenal dengan nenek Asih, tiba-tiba berkunjung kerumahku sambil melihat-lihat kondisi rumah yang saat itu baru selesai direnovasi. 

Namun setelah itu, serentetan kejadian yang tak masuk akal pun terjadi. Sepulangnya nenek Asih berkunjung ke rumahku, kemudia dimalam harinya sewaktu ibuku tidur beliau bermimpi aneh. 

Ibuku bermimpi melihat seorang kakek tua memakai baju serba hitam, tengah berdiri diruang tamu rumahku. Ibuku yang melihat itu mendekatinya lalu bertanya ke orang itu. 

"Anda siapa? Orang itu diam dan hanya melihat ibuku"

Tak lama kemudian, dari luar rumahku terlihat almarhum nenek (dari ibuku) masuk dan mengusir lelaki tua itu.

Nenekku kemudian berkata pada ibuku " besok kalo ada orang datang kerumah tutup pintu"

Setelah nenekku berbicara seperti itu, ibuku pun terbangun dari tidurnya. 

Keesokan harinya, ibuku beraktifitas seperti biasa. Karena belum tau apa arti dari mimpi tersebut, namun ibuku sudah merasa curiga bahwa mimpi itu sebagai pertanda tidak baik.

Saat ibuku bebersih rumah disore hari, kakek Gantol berkunjung ke rumahku. Kakek Gantol merupakan tetangga dekt rumahku, yang sebenarnya masih tergolong keluargga jauhku. 

Keluarga kek Gantol ini sebenarnya memang tidak terlalu suka dengan keluarga ibuku, tapi karena masih tergolong keluarga dan juga tetangga dekat, ibuku dan orang itu tetap terlihat berhubungan baik.

Waktu itu, kek Gantol, datang kerumah, basa-basi dengan ibuku dengan alasan ingin melihat proses pembangunan rumahku. 

Ibuku yang tidak curiga apapun mempersilahkannya, namun anehnya dari kejauhan salah satu tetanggaku kita sebut nenek Tik,  beliau memberikan isyarat jangan dengan menggoyangkan tangannya seperti melarang ibuku. 

Ibuku yang tidak faham hanya diam, dan kek Gantol pun sudah masuk kemudian melihat-lihat kedalam rumahku. 

Tidak lama memang, hanya sekitar 10 menitan, kek Gantol melihat-lihat, kemudian beliau berpamitan pulang. 

Setelah sepulangnya kek Gantol tersebut, ibuku memutuskan menghampiri nenek Tik untuk menanyakan maksudnya. 

Nenek Tik menjelaskan, "harusnya jangan dibiarkan masuk orang itu, ya sudahlah semoga tidak terjadi apa-apa". Ujar beliau

Setelah itu, nenek Tik tidak mau membahas masalah itu lagi. Dan ibuku pun masih bertanya-tanya ada apa sebenarnya. 

Besoknya menantu kek Gantol berkunjung ke rumahku, ibuku sudah mulai tidak enak hati, karena kemarin nenek Asih, kemudian kek  Gantol, dan besokannya menantunya yang datang. 

Padahal seumur-umur keluarga itu tidak pernah bertamu kerumah. Namun, ibuku tidak mau mengambil pusing tentang hal itu, beiau tetap berfikir positif.

Selang 7 hari dari serentetan kunjungan dari keluarga kek Gantol itu, tiba-tiba ayahku mengeluh sakit di bagian kakinya, dan ibuku juga merasakan kalo kurang enak badan. 

Karena tukang yang bekerja merenovasi rumah itu harus pindah dan membantu proyek pembangunan rumah warga lainnya, akhirnya proses pembangunan rumahku berhenti beberapa waktu.

Nah dari sini, mulai ada kejadian-kejadian diluar logika yang menimpa keluargaku. 

Setelah tidak ada tukang dirumahku ibuku tiba-tiba jatuh sakit, dan ayahku juga, namun ayahku hanya kakinya yang sering merasakan sakit dan berat. 

Sedangkan ibuku jatuh sakit, badannya sering lemas, dan setiap menjelang mahgrib badannya tiba-tiba merasa panas banget. 

Karena gak berfikir aneh-aneh, ayah dan ibuku hanya memperiksakan ke dokter biasa.  Bukannya membaik malah justru semakin aneh sakit yang di derita ibuku. 

Waktu itu tiba-tiba wajah ibuku membengkak, padahal tidak ada riwayat penyakit apapun. Karena takut ada warga yang tau, ibuku memutuskan untuk tidak keluar rumah.

Sampai akhirnya kakekku yang kebetulan lewat didepan rumah dan tidak sengaja melihat ibuku yang waktu itu kebetulan tengah keluar rumah untuk mengambil air wudu, yang saat itu kran wudu masih berada didepan rumah. 

Saat itu, kakekku kaget melihat wajah ibuku, dan beliau berkata "makanya kalo lagi ada rizki jangan sesumbar, sampe membuat orang lain dengki"

Setelah bicara seperti itu, kakekku lantas meminta ibuku untuk mengambil segelas air, yang kemudian dibaca-bacakan do'a olehnya. 

Selesai dibacakan do'a, kakekku menyuruh ibuku meminum air itu sebanyak 3 kali, sisanya digunakan untuk dibasuhkan ke muka sebanyak 3 kali juga. 

Setelah itu, kakekku pulang, dan ibuku menuruti perkataan kakekku. 

Dan bener aja, setelah di basuhkan kemuka, yang awalnya muka ibuku terasa sangat panas dan juga membengkak itu, tiba-tiba panasnya hilang, dan selang beberapa saat wajahnya pun kempes dengan sendirinya. 

Setelah itu, kondisi ibuku membaik, namun ayahku tetap saja masih mengeluhkan sakit dikakinya. 

Setelah membaik ibuku mulai beraktivitas diluar rumah lagi, namun hal itu tidak berlangsung lama. Karena selang 3 hari setelah keadaan yang membaik itu, tiba-tiba ibuku jatuh sakit lagi.

Dan anehnya, sakit kali ini lebih parah, ibuku merasakan sakit didadanya hingga membuat beliau tak mampu menahannya, beliau juga mengeluhkan kalau badanya terasa panas sekali serta merasakan sekujur tubuhnya itu terasa sangat sakit.

Dan yang paling anehnya lagi, dimuka ibuku keluar garam setiap kali beliau berusaha mengelap keringatnya, dan juga dari bagian tengah dadanya tiba-tiba keluar sepotong besi dan sepotong silet. Hal ini diketahui saat ibuku mencoba untuk mengelap keringat di bagian tengah dadanya tersebut.

Karena tidak percaya dengan hal itu, kemudian ibuku meminta ayahku untuk datang kerumah kakekku. Untuk meminta air yang dibacakan do'a lagi.

Datanglah ayahku ke rumah kakekku,  dan sesampainya ayahku dirumah kakek, tiba-tiba kakek berkata,

"Sudah faham? Makanya kalau lagi diatas jangan lupa diperkuat juga batangnya, biar gak kayak gini" 

"Banyak yang pengen merubuhkan pohonmu" ujar beliau

Karena ayahku bingung apa maksudnya, akhirnya ayahku bertanya ke kakekku.

Beliau menjelaskan "kalau ada yang gak suka dengan keluargaku, dan kemungkinan sedang menyantet keluargaku" 

Setelah menjelaskan itu, kemudian kakek mengambil air, dan juga dibacakan do'a. Kemudian kakek berpesan pada ayahku agar ibuku meminum air itu, sisanya di basuhkan ke muka 3 kali, dan sisanya di taburkan di depan pintu rumahku. 

Sepulang dari rumah kakek, ayahku pun menyampaikan pesan beliau. 

Saat ibuku meminum air itu, tiba-tiba badan ibuku menjadi sangat panas, dan ketika mulai membasuhkan air ke muka, tiba-tiba muka ibuku terasa panas dan perih sekali. Seperti sebuah luka yang di kasih garam. Kebayang kan, perihnya kayak apa.

Besok paginya kondisi ibuku normal kembali, seperti orang yang sehat tanpa memiliki keluhan apapun dan tidak mengalami hal aneh apapun.

Namun menurut cerita ibuku, pada saat malam hari setelah menuangkan air sisa dari kakekku ke depan pintu rumah, ibuku bermimpi.

Ibuku melihat sosok kakek-kakek berjubah hitam yang waktu itu, tengah berdiri didepan pintu rumah dengan ekspresi wajah yang sangat marah.

Kakek itu melotot ke arah ibuku yang berada di tengah ruang tamu. Kakek itu seakan-akan ingin masuk ke dalam rumahku namun tidak bisa, karena seperti terhalang sesuatu.

Dengan mata melotot, dengan sangat marah, kakek itu tiba-tiba berkata "jangan senang hati dulu, besok aku pastikan, aku pasti bisa...

"Lanjut di part ke2"





Post a Comment for "Gangguan Santet Dari Tetanggaku "